Minggu, 07 Desember 2014

Diabetes Melitus Juvenilis

Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang menyebabkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sebagai akibat kekurangan insulin yang efektif.
Diabetes melitus juvenilis ialah diabetes melitus yang bermanifestasi sebelum umur 15 tahun, oleh karena itu ada yang lebih senang memakai istilah Juvenile onset Diabetes.

Angka kejadian
Diabetes melitus juvenilis masih jarang ditemukan diantara penduduk pribumi Indonesia. Di Amerika Serikat ditemukan lebih kurang 5% diantara semua penderita Diabetes melitus ( diperkirakan lebih kurang 3 juta penderita ) di bawah 15 tahun.

Penyebab
Diabetes melitus juvenilis merupakan suatu penyakit keturunan yang diturunkan secara resesif. Kadang - kadang gejala yang mirip diabetes melitus juga ditemukan pada :
a. Growth hormon yang berlebihan
b. Sindrom Cushing
c. Hipertiroidi
d. Feokromositoma
e. Pengobatan kortikosteroid
f. Makanan gula yang berlebihan
g. Kadang - kadang pada penyakit fibrosis kistik dari pankreas

Patogenesis
Sebagai akibat kekurangan insulin atau kurang efektifnya insulin, sehingga terjadi :
a. Gangguan penyerapan glukosa melalui dinding sel dan jaringan serta gangguan pemakaian glukosa di dalam sel
b. Gangguan pembentukan glikogen dalam hati dan otot - otot
c. Meningkatkan glikogenolisis, karena gangguan ini terjadi hiperglikemia dan bila ambang ginjal dilampaui timbulah glikosuria. Ini akan menyebabkan bertambahnya diuresis ( poliuria ). Kehilangan cairan menimbulkan hemokonsentrasi dan dehidrasi. Penghancuran jaringan menyebabkan kehilangan keseimbangan elektrolit. Protein dan lemak akan dioksidasi sangat cepat dan banyak. Pemecahan lemak akan menghasilkan banyak keton sehingga akan timbul ketonuria dan asifosis. Timbulnya asidosis juga disebabkan oleh dehidrasi dan gangguan faal ginjal. Akhirnya akan terjadi koma diabetikum yang bisa menyebabkan kematian.
Di dalam pankreas secara histologis ditemukan kerusakan pulau - pulau Langerhans, yang biasanya mencapai lebih dari 90%. Arteriosklerosis dan kelainan degeneratif lainnya akan timbul setelah jangka waktu yang panjang, yaitu sesudah menderita penyakit lebih kurang 15 tahun.
Pembagian ( klasifikasi ) diabetes melitus ( American Diabetes Association ).
1. Diabetes melitus nyata :
Gejala diabetes melitus jelas
2. Diabetes melitus kimiawi atau laten :
Tidak ada gejala diabetes melitus, kadar gula darah tampak normal, tetapi pasca prandial tampak kenaikan GTT ( Glucosa Tolerance Test ) seperti pada diabetes.
3. Tersangka diabetes melitus :
Terdapat intolerans terhadap karbohidrat pada keadaan tertentu seperti trauma, infeksi, pemakaian obat - obatan ( kortikosteroid ), stres dan sebagainya. Pada keadaan ini perlu dipikirkan kemungkinan diabetes melitus terutama bila didalam keluarga ada penderita diabetes melitus.
4. Prediabetes :
Istilah ini digunakan untuk masa sebelum timbulnya diabetes melitus yang nyata.

Gejala klinis diabetes melitus nyata
Gejala pada anak hampir sama seperti pada orang dewasa. Perbedaannya ialah bahwa permulaan lebih cepat dan pada umumnya anak kurus. Biasanya keluhan utama ialah anak bertambah kurus atau tidak bertsmbah gemuk, sedang makan banyak, selalu haus dan banyak kencing. Pada anak yang tadinya tidak ngompol, tiba - tiba mengompol lagi. Kulit teraba agak kering, sering gatal ( pruritus ) dan kadang - kadang ada hipertrikosis. Sering terdapat infeksi kulit.
Kalau keadaan menjadi lebih berat, anak bisa jatuh dalam keadaan koma ( koma diabetikum ) dengan gejala berupa kesadaran menurun, kulit kering, pipi kemerahan, bibir merah, nafas berbau aseton, pernafasan cepat, mual dan muntah, nyeri perut dan kadang - kadang nyeri seluruh badan, Hiperpnea bisa menjadi pernafan kussmaul, nadi cepat dan lemah, mata cekung, suhu dan tekanan darah rendah.

Pemeriksaan laboratorium
1. Glikosuria :
Diketahui dari uji reduksi yang dilakukan dengan bermacam - macam reagensia seperti Benedict, clinitest dsb.
2. Hiperglikemia :
a. Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan pascaprandial. Normal puasa ( Folin_W ) : 70 - 100mg%
b. GTT
3. Ketonuria
4. Kolesterol dapat meningkat
5. Gangguan keseimbangan elektrolit, paCO2 menurun, pH merendah.

Komplikasi
Infeksi sekunder, gangren ( jarang ), gangguan pertumbuhan dan pubertas, katarak, arteriosklerosis ( sesudah 10 - 15 tahun ), hepatomegali.

Prognosis
Sebelum insulin ditemukan penderita diabetes melitus meninggal setelah 2 tahun, tetapi dengan pengobatan insulin kehidupan diperpanjang, walaupun komplikasi akan timbul sesudah 10 - 20 tahun.

Pengobatan
Tujuan pengobatan ialah mengembalikan penderita kepada kesehatan dan pertumbuhan yang mendekati normal. Hal yang penting ialah pertumbuhan dan perkembangannya dengan memperhatikan kekuatan jasmani yang sebaiknya. Tidak boleh banyak berbeda dengan orang normal.
1. Diet :
Makanan harus adekuat untuk pertumbuhan dan aktifitas normal dan cukup mengenyangkan. Sebaiknya makanan tidak banyak berbeda dengan makanan orang normal dan disesuaikan dengan makanan keluarga. Walaupun sekarang banyak penganut diet bebas. Diet bebas bahwa boleh makan sesukanya pada waktu makan, tetapi tidak boleh berlebihan dan harus menjauhkan diri dari makanan yang manis ( gula - gula dll ) dan makanan yang mengandung karbohidrat.
Prinsip diet ini adalah :
a. Kalori cukup untuk pertumbuhan dan aktifitas
b. Protein tidak kurang dari 2 - 3 gram/kgbb/hari
c. 40 - 50 % dari pada kalori terdiri dari karbohidrat
d. Cukup vitamin dan mineral
e. Seluruh keluarga sedapat - dapatnya ikut dalam diet ini
2. Pengobatan insulin
Sampai sekarang penderita diabetes melitus juvenilis tidak dapat diobati tanpa insulin. Pengobatan oral dengan sulfonureas atau biguanides tidak memuaskan, lagi pula banyak menyebabkan gejala sampingan. Dengan pemberian insulin kita berusaha mencapai kadar gula yang normal atau hampir normal tanpa menyebabkan timbulnya serangan hipoglikemia dan tanpa terlalu membatasi makanan. Glikosuria ringan dalam hal ini boleh diabaikan. Terdapat macam - macam insulin tetapi yang terpenting ialah insulin regular ( R1 ), NPH ( isofan ), lente dan PZI ( tabel I ).
Cara pemberian insulin adalah dimulai dengan insulin regular dalam dosis kecil, misalnya 4 unit, tiga kali sehari sebelum makan. Berangsur - angsur dinaikkan sampai dosis tepat yang dapat diketahui dari pemeriksaan urin dan gula darah.
3. Pediatri sosial.
Orang tua penderita harus dibimbing mengenai penyakit, diet dan pengobatan, misalnya cara menyuntik insulin. Penderita sedapat - dapatnya dalam masyarakat secara normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar