Senin, 08 Desember 2014

DIABETES INSIPIDUS

Diabetes insipidus ialah keadaan klinis dengan gejala poliuria yang tak dapat dikendalikan dan disertai polidipsia.

Penyebab
1. Kelainan organis.
Dalam hal ini didapatkan kerusakan di daerah hipofisis posterior atau hipotalamus. Kerusakan ini terjadi sebagai akibat dari operasi ( hanya sementara ), trauma kapitis, penyakit infeksi ( meningitis, ensefalitis, tuberqulosis, lues, dll ), tumor atau kista di daerah kiasma optika, infundibulum, ventrikel III atau korpus pinealis, xantomatosis ( Hand-Schuller-Christian ), leukimia, Hodgkin, pelagra, sindrom Laurence-Moon_Riedel dll. Pengobatan dengan pitresin akan berhasil pada golongan ini.
2. Kelainan ginjal ( diabetes insipidus nefrogenik ).
Kelainan terletak pada ginjal, yaitu pada tubulus yang peka terhadap hormon antidiuretik ( ADH ). Faktor keturunan, yaitu gen sex - linked dominant merupakan penyebab. Sering disertai retardasi mental. Pengobatan dengan pitresin tidak akan berhasil.
3. Idiopatik.
Dalam hal ini tidak ditemukan kelainan walaupun gejala ada dan pengobatan dengan pitresin memperlihatkan perbaikan klinis. Mungkin pada kelainan ini terdapat faktor keturunan.
Gejala sering mulai pada masa bayi, tetapi tidak hilang selama hidup, tanpa mengganggu kesehatan dan mempengaruhi umur penderita.

Patogenesis
Vasopresin atau ADH ialah hormon yang diperlukan untuk reabsobsi air di ginjal. Hormon ini di bentuk di dalam sel di nuklei supra optika di dalam hipotalamus, kemudian hormon diangkut melewati urat saraf dan terkumpul didalam neurohipofisis. Melalui pembuluh darah halus hormon ini dapat memasuki peredaran darah dan mencapai ginjal. Produksi vasopresin diatur oleh osmoreseptor yang terletak dihipotalamus anterior. Meningkatkan tekanan osmotik di dalam plasma menyebabkan osmoreseptor terangsang dan osmoreseptor merangsang pula nukleus di dalam hipotalamus. Ginjal menyaring 70 - 100 liter cairan di dalam 24 jam dan dari jumlah ini 85% direabsorbsi di tubulus bagian proksimal tanpa pertolongan ADH. Sisanya di reabsorbsi di tubulus bagian distal di bawah pengaruh ADH. Vasopresin rupanya memperbesar permeabilitas jaringan terhadap air.

Gejala klinis
Gejala yang sangat menonjol ialah poliuria dan polifipsia. Poliuria ialah primer dan untuk mengimbanginya penderita akan minum banyak ( polidipsia ). Pada anak, diuresis biasanya di antara 5 - 10 liter dengan berat jenis urine di bawah 1.005. Pada bayi kecil yang diberikan minum seperti biasa akan.tampak kegelisahan yang terus - menerus dan kemudian timbul dehidrasi, panas tinggi dan kadang renjatan. Untuk menghindrkan ini harus diberikan cairan dalam jumlah besar, sebaiknya air biasa. Gejala lain ialah lekas marah,  sangat letih dan keadaan gizi kurang. Enuresis bisa merupakan gejala dini penyakit ini. Kulit biasanya kering, karena tidak berkeringat. Sering terdapat anoreksia. Kadang - kadang terdapat gejala tambahan seperti obesitas atau kaheksi, gangguan pertumbuhan, pubertas prekoks, gangguan emosionil dan sebagainya, tetapi ini bergantung pada letak lesi di otak.

pengobatan
1. Obat satu - satunya ialah pitresin
a. Pitresin tanat dalam minyak yang diberikan secara intramuskular.
b. Intranasal dengan bubuk atau tetesan atau spray pitresin. Pada anak cara ini kurang baik.
Dosis pitresin berlebihan dapat mengakibatkan keracunan air, pada operasi intrakranial. Dosis pitresin harus dikurangi atau dihentikan karena bahaya retensi air yang bisa mengakibatkan edema otak.
2. Masukkan air harus di jamin untuk mencegah terjadinya dehidrasi terutama pada penderita dengan diabetes insipidus yang resisten terhadap pitresin, perlu diberikan banyak air dan sering.
3. Obat lain yang sedang diteliti ialah beberapa diretika golongan tiazid yang dapat mengurangi poliura. Mekanismenya masih belum jelas. Akibat sampingnya banyak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar