Cacat bukanlah penyakit, melainkan suatu keadaan yang penyebabnya berbeda - beda.
Menurut The American Public Health Association : Seorang anak dapat dianggap cacat ( handicapped ) bila ia dalam batas - batas tertentu tidak dapat bermain, belajar, bekerja atau melakukan hal - hal lainnya yang dapat dilakukan oleh anak - anak sebaya ( seumur ), bila ia terhalang dalam mencapai kemampuan sepenuhnya, baik jasmani, mental maupun sosial. Cacat itu mungkin sangat ringan, sehingga tidak mudah untuk diketahui, mungkin pula sangat berat dan meliputi beberapa lapangan fungsi dengan kemungkinan cacat seumur hidup. Masalah mungkin pertama - tama menjelma dalam bidang jasmani, mungkin emosi atau sosial.
Definisi ini sangat luas, sehingga meliputi berbagai keadaan seperti kelainan ortopedik, neuromuskular, neurologis, demam reumatik dan penyakit jantung reumatik, kelainan jantung bawaan, kelainan mata, kelainan pendengaran, gangguan bicara, gangguan konvulsif, kondisi dento - fasial termasuk sumbing, palatoskizis, maloklusi, retardasi mental, kelainan emosi, kelainan bawaan, trauma lahir dan bermacam - macam keadaan kronis seperti fibrosis kistik, diabetes melitus, nefrosis, asma dan sebagainya.
1. Patologi sosial
Masalah anak cacat belum begitu banyak mendapat perhatian di Indonesia, meskipun dalam 10 tahun terakhir ini tampak kemajuan. Fasilitas pendidikan dan rehabilitasi sangat terbatas, misalnya untuk tuna netra, kelainan ortopedik ( terutama akibat poliomielitis ), sekolah khusus untuk anak terbelakang dan sebagainya. Pada masa lalu usaha dalam lapangan anak cacat merupakan salah satu petunjuk perkembangan kesehatan suatu negara atau masyarakat di samping indikator klasik seperti angka kematian bayi dan angka kematian ibu bersalin. Berapa besar masalah anak cacat di Indonesia masih belum diketahui. Hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Kebutaan misalnya diperkirakan merupakan 1% dari jumlah penduduk Indonesia ( buta ekonomi, yaitu visus 1/60 atau kurang yang terutama disebabkan oleh infeksi dan defisiensi vitamin A ).
Hasil National Health Survey di Amerika Serikat ( 1957 - 1958 ) menunjukkan 9,2 juta anak ( 17,5% dari jumlah penduduk dibawah umur 15 tahun ) mempunyai satu atau lebih kelainan krosis, walaupun banyak diantaranya bersifat ringan.
2. Perception of illness
Dokter dan setiap petugas kesehatan lainnya harus mempunyai pengertian tentang sikap dan pandangan anak dan keluarganya mengenai cacat anak. Sikap dan pandangan ini dapat berbeda - beda, yaitu sebagian anak dan keluarganya dapat menerima anak cacat dan dapat mengatasinya, sebagian lainnya tidak dapat berbuat demikian. Kunci utama dari keadaan ini adalah hubungan antara orang tua dan anak, yaitu apakah anak merasa dicintai, disenangi dan merasa aman. Hal ini diperlukan oleh setiap anak, tetapi lebih dibutuhkan oleh anak yang cacat.
3. Pengaruh sosial
Besarnya pengaruh anak cacat terhadap lingkungan, tergantung dari berapa faktor, yaitu :
1. Jenis dan keadaan penyebab cacat.
2. Waktu terjadinya cacat itu dalam kehidupan anak dan hubungannya dengan perkembangan jasmani dan emosi.
3. Tingkat kerusakan atau cacat.
4. Reaksi anak itu sendiri.
5. Lingkungan anak.
Keadaan cacat biasanya berlangsung lama, malahan dapat seumur hidup sehingga merupakan beban yang cukup berat bagi keluarga. Anak cacat memerlukan segalanya, seperti waktu, perhatian, usaha dan biaya. Hal ini mungkin pula akan mengakibatkan anak lain menjadi terlantar. Pendidikan bagi anak cacat yang agak berat memerlukan biaya dan perlengkapan mahal. Oleh karena itu sekolah khusus atau rumah sakit untuk anak cacat tidak banyak dan biasanya diselenggarakan oleh pemerintah atau badan sosial. Pengertian dan bantuan dari pemerintah dan masyarakat umum sangat diperlukan dalam rehabilitasi jasmani, mental dan sosial anak cacat.
Berikut beberapa sebab dan keadaan cacat
@ Sebab prenatal dan natal Anoksia, cedera mekanis, faktor genetis : Keadaan cacat seperti Cerebral palsy, epilepsi, retardasi mental, kelainan kongenital.
@ Sebab bakteri : Keadaan cacat seperti Tuberkulosis tulang dan sendi, osteomielitis, demam reumatik, kebutaan.
@ Sebab virus : Keadaan cacat seperti poliomielitis, ensefalitis, German measles dalam kehamilan ( kelainan jantung bawaan, buta, tuli, dan kerusakan otak ).
@ Sebab Tumor : Keadaan cacat seperti lokalisasi di suatu organ atau sistim.
@ Sebab Kecelakaan : Keadaan cacat seperti kerusakan muskuloskeletal, susunan saraf pusat dan perifer dan lain - lain.
@ Sebab Kelainan Metabolik : Keadaan cacat seperti Diabetes melitus, fenilketonuria, fibrosis kistik, galaktosemia.
@ Sebab Nutrisi : Keadaan cacat seperti Rakitis.
@ Sebab Kondisi yang belum diketahui penyebabnya : Keadaan cacat seperti Osteokondritis, sebagian dari kelainan kongenital, nefrosis.
Jumat, 28 November 2014
Aspek Sosial, Sebab dan Keadaan Anak Cacat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar